Read and Click at Your Own Risk. The author/publisher of this blog, by all mean, is not responsible for any direct or indirect negative outcome experienced directly or indirectly by the reader/visitor of this blog resulting from reading its content or using the link or implementing any suggestions made or impliedly made by the author/publisher of this blog or other author or commentator of this blog.

Rabu, 29 Agustus 2007

Pengalaman Diangkot - Copet Sial

Kemarin setelah obrolan rokok tersebut saya ceritakan kepada rekan seruangan. Eh ternyata dia punya pengalaman kecopetan di angkot. Kejadiannya si rekan (kali ini wanita), sedang naik angkot didaerah Cinere. Pada saat naik angkot kosong yang kemudian di naik 3 orang lagi, 12 wanita dan 2 bapak-bapak. Di samping si rekan duduk si ibu dan didepan si rekan duduk seorang laki-laki membawa koran terlipat. Yang satunya lagi duduk agak dalam. Tiba-tiba si ibu yang duduk disamping rekan saya ini seperti mau muntah terus, jadi si rekan saya ini nengok memperhatikan si ibu itu terus takut kena muntahan. Setelah berulang-ulang si ibu uwe-uwe an, si rekan menunduk sedikit. Langsung kaget melihat retsleting tasnya sudah terbuka lebar. Waktu dicek dompetnya sudah lenyap. Si rekan langsung curiga dengan si bapak didepannya dan langsung saja berteriak, "kamu yang ambil dompet saya". Si bapak tidak mengaku dan bilang,"lihat saja sendiri" sembari dengan yakinnya membuka lengannya kekiri dan kekanan yang mana salah satu tangannya memegang koran. Lucunya waktu dia membuka lengannya tersebut meluncur sidompet keluar dari sela-sela korannya tersebut. Si rekan langsung teriak "itu dompet saya". Dompet itu dipungut oleh bapak yang satunya dan dikembalikan kepada rekan saya sembari bilang "makanya bu diangkutan hati-hati" dan menyuruh angkot berhenti. Nyelonong aja ketiganya tersebut keluar tanpa bayar. Untuk juga si rekan tidak diapa-apakan. Lalu si rekan saya ini marah kepada supir kenapa orang-orang tersebut dikasih naik. Si supir cuma bilang,"yah, bu.., kan saya tiap hari lewat sini. Nanti saya diapa-apakan". Si rekan saya ini nekad juga, sih menurut saya karena orang-orang tersebut kan orang tidak berperasaan yang menghalalkan segala cara untuk uang.

Sirekan kemudian bilang jaman dulu waktu masih remaja, si rekan dengan adik kakaknya yang juga perempuan (bertiga) waktu naik bis kota pernah melihat pencopet sedang beraksi didepan muka mereka. Mereka duduk bertiga dan ada bapak-bapak didepannya. Pada saat diperjalanan mereka melihat tangan menyelinap dan langsung merogoh kantung belakang celana sibapak. Cewek-cewek ini memang perkasa, salah satu adiknya rekan saya tersebut menepuk dan mengangkat keluar tangan pencopet tersebut. Terus mengangkat tangannya kearah sipencopet dengan memberi jari telunjuk yang digoyangkan ke kiri dan kekanan mengaba-abakan JANGAN YAH.

Begitulah rekan saya ini, cewek perkasa dan sekeluarga lagi perkasanya. he...he..he..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

93980.....91121